Otak Manusia adalah Sumber Pusat Kekuatan
Otak tersusun dari kumpulan neuron, dimana neuron merupakan sel saraf panjang seperti kawat yang mengantarkan pesan-pesan listrik lewat sistem saraf dan otak. Sel-sel pada suatu daerah otak menghubungi bagian-bagian tubuh yang lain secara kontinyu dan otomatis. Neuron ini mengirimkan sinyal dengan menyebar secara terencana, semburan listrik terhentak-hentak yang membentuk bunyi yang jelas (gemeretak) yang timbul dari gelombang kegiatan neuron yang terkoordinasi, dimana gelombang itu sebenarnya sedang mengubah bentuk otak dan membentuk sirkuit otak menjadi pola-pola yang lama-kelamaan akan menyebabkan bayi yang lahir nanti mampu menangkap suara, sentuhan, dan gerakan.
Lapisan luar otak terdiri dari ribuan syaraf yang mirip benang kusut dan pembuluh darah. Otak terdiri dari jutaan sel neuron, dan masing-masing sel mempunyai inti sel (nukleus) dan sejumlah tangan syaraf (tentacle) yang menyebar ke segala arah, dimana masing-masing tangan (tentacle) memiliki ribuan tonjolan (prouberans).
Tingkat intelegensia ditentukan oleh banyaknya tonjolan-tonjolan tangan syaraf sel otak. Setiap tonjolan paling tidak, berhubungan dengan satu tonjolan yang lain dan dengan tenaga elektrokimiawi menyebabkan kedua tonjolan ini membentuk suatu pola hubungan dengan gugusan tonjolan yang lain, dimana otak merupakan suatu pola atau jaringan yang dibentuk ribuan tonjolan yang terdapat pada tangan syaraf jutaan sel otak. Jika otak dirangsang, berapapun usianya, maka otak akan membentuk lebih banyak tonjolan pada setiap tangan syaraf sel-selnya, dan akan meningkatkan jumlah total hubungan-hubungan antar saraf yang terdapat di dalam otak. Bila belahan otak yang lebih lemah dirangsang dan disuruh bekerja bersama belahan otak yang lebih kuat (bersinergi) akan tercipta kemampuan dan efektivitas otak yang jauh lebih tinggi dari 5 sampai 10 kali lipat.
Perlu diketahui, bahwa otak kita setiap saat menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak, dapat diukur dengan melalui dua cara yaitu menggunakan amplitudo atau frekuensi amplitudo. Dua cara ini lebih memfokuskan kepada besarnya daya impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi merupakan kecepatan emisi listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz frekuensi impuls yang kesemuanya adalah sebagai penentu dari jenis gelombang otak manusia. Dalam segi ilmu metafisika gelombang otak manusia terbagi dalam 4 jenis antara lain, energi beta, energi alpha, energi theta, dan terakhir energi delta. Jenis atau kombinasi dan jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada suatu saat.
Sebuah pandangan keliru yang selama ini ada pada pendapat banyak orang bahwa otak hanyalah menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Mereka beranggapapan bahwa “Pada saat kita aktif berpikir maka diri kita berada pada gelombang beta. Ketika rileks kita berada di alpha. Lalu apabila sedang melamun, otak ada pada gelombang theta. Sampai-sampai dalam kondisi tidur pun otak berada pada gelombang delta.” Ternyata pandangan itu adalah salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, tetapi dengan kadar yang berbeda. Dalam kondisi tertentu, seperti halnya dalam melakukan meditasi, kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang otak mana yang ingin kita hasilkan.
Arus Gelombang Otak
Ternyata setiap orang mempunyai “arus” gelombang otak (brainwave) yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi keempat jenis gelombang pada saat tertentu. Gelombang otak dapat diukur dengan alat yang dinamakan Electro Encephalograph (EEG). EEG ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater Jerman, Hans Berger. Sampai dengan saat ini, EEG adalah alat yang seringkali dipergunakan oleh para peneliti yang ingin mengetahui aktivitas pikiran seseorang. Komposisi gelombang otak inilah yang menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak berarti akan selalu sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar, dengan teknik tertentu, mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita. Berikut ini penjelasan dari gelombang otak yang dihasilkan oleh manusia setiap harinya :
a. Gelombang Beta
Beta merupakan gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Gelombang Beta terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah dengan kisaran frekuensi 12-15 Hz, sedang 16-20 Hz, tinggi 21-40 Hz. Setiap manusia menggunakan gelombang beta untuk berpikir, melakukan interaksi, serta menjalani kehidupan sehari-hari. Walaupun gelombang beta sering kali “tidak muncul” disaat kita memfokuskan pikiran, maka tetap saja gelombang beta dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari, bersamaan dengan gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa adanya gelombang beta, semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar, tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran. Energi dari gelombang beta merupakan satu komponen yang sangat penting (vital) dari kondisi kesadaran kita, apabila kita melakukan aktivitas semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini, tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah, maka akan menghasilkan satu kehidupan yang dipenuhi dengan kekhawatiran, kegalauan, ketegangan, sehingga menghasilkan proses berpikir yang tidak fokus. Oleh sebab itu orang yang terganggu jiwanya/depresi untuk mengembalikan dirinya kepada keadaan normal maka diperlukan terapi energi beta untuk menstimulasi kembali otaknya kepada keadaan normal. Hal inilah yang sering dipergunakan oleh para terapist dalam menyembuhkan para pasiennya yang mengidap penyakit depresi.
b. Gelombang Alpha
Gelombang energi Alpha merupakan jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu berkisar 8-12 Hz. Gelombang Alpha berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Sehingga ketika manusia dalam kondisi alpha, maka pikiran akan dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan panca indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran, dan itu berarti bahwa gelombang Alpha merupakan pintu gerbang alam bawah sadar. Apabila kita kembali kepada masa lalu yaitu tahun 1960 dan 1970 , energi alpha sangat populer dan diklaim sebagai gelombang otak paling penting, yang merupakan kunci untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Penelitian dengan menggunakan mind technology modern yang dilakukan oleh banyak pakar terkemuka, antara lain Maxwell Cade dan Anna Wise, membuktikan, bahwa alpha bukanlah jenis gelombang terpenting. Manfaat energi gelombang alpha yang utama dan paling penting adalah sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Energi ini memungkinkan manusia untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang dicapainya. Tanpa energi ini, kita tidak akan dapat mengingat mimpi atau meditasi yang sangat dalam saat kita terbangun (menyelesaikan meditasi). Umumnya energi ini dipergunakan untuk membuka mata batin/Extra Sensory Perception (ESP), seseorang untuk dapat melihat ruang yang dipenuhi dengan hal-hal mistis, seperti Alam Gaib.
c. Gelombang Theta
Energi Theta adalah gelombang otak dengan kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Theta muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement) mengingat kejadian visual. Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang dan juga merupakan “tempat penimbunan” inspirasi kreatif. Bukan itu saja, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan, dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana, bila tidak dibantu dengan gelombang alpha dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Semua materi yang berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emosi-emosi negatif yang tidak terotasi dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang. Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam theta. Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman puncak“. Di saat komponen gelombang lainnya berada dalam takaran yang pas, bersama dengan theta, kita dapat merasakan pengalaman “terindah”. Oleh sebab itu ketika kita ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, maka dianjurkan untuk dapat masuk ke energi theta agar dapat mencapai hasil maksimal.
d. Keberadaan Gelombang Delta
Energi Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, yaitu kisaran frekuensinya 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar (unconscious mind). Hal ini tampak pada saat kita tertidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul bersama dengan gelombang lainnya. Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “sinyal” yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam. Gelombang delta sering tampak dalam diri seseorang yang mempunyai profesi dalam membantu orang lain. Karena energi ini menuntut orang tersebut untuk memahami kondisi mental, psikologis, atau emosi orang lain. Orang yang berprofesi sebagai “penyembuh/terapist” dan orang yang sangat mengerti orang lain biasanya mempunyai gelombang delta dalam kadar yang tinggi. Delta muncul tidak hanya saat kita memperhatikan orang lain, namun juga muncul saat kita berusaha mengerti ide atau konsep, objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan kesadaran nirsadar yang dalam.
Energi ini juga disebut dengan orienting response karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal ruang dan waktu. Delta berfungsi sebagai sistem (Warning) peringatan dini untuk merasakan adanya ancaman atau bahaya (tanggap akan gerak-gerik yang ditimbulkan oleh orang lain). Delta memungkinkan kita untuk “memproyeksikan” informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran sadar. Dari sudut pandang negatif, delta juga dapat digunakan untuk kondisi berhati-hati yang berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yang berlebihan, atau lebih tepat disebut dengan kepekaan, berguna untuk anak yang mengalami abuse untuk memastikan kondisi emosi orangtuanya. Dari pengamatannya, anak itu akan tahu apakah orangtuanya akan memukul atau menghukum dirinya. Masalah akan timbul bila anak bertumbuh dengan delta yang berlebihan dan secara terus-menerus “membaca” kondisi emosi di lingkungan sekitarnya dan berusaha mengendalikan kondisi ini demi keselamatan hidupnya. Orang dewasa yang terlalu peka, sebagai hasil dan mengembangkan sikap berhati-hati secara berlebihan sejak kecil dapat secara positif mengarahkan kepekaannya ini pada kemampuan persepsi psikis dan penyembuhan. Hal itu dapat dicapai karena sinyal delta yang telah berkembang/terasah dalam dirinya. Delta juga dihubungkan dengan konsep collective unconscious.
Dari penjelasan diatas maka Gelombang beta, alpha, theta, maupun delta adalah komponen pembentuk kesadaran setiap manusia. Keempat gelombang itu beroperasi dalam satu jalinan komposisi rumit yang menentukan kondisi kesadaran kita suatu saat. Sehingga apabila keberadaannya kita pahami dengan seksama dan mau untuk melatihnya maka Anda akan menemukan hal-hal yang baru mengenai pemberdayaan energi tersebut untuk bermacam keperluan. Sehingga tidak perlu minta pertolongan kepada jin, atau benda-benda pusaka lainnya untuk menjadi sakti/sehat karena diri kita dapat juga dipergunakan untuk hal-hal demikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar